Isu-isu Kritis Program Akselerasi Bagi Anak Berbakat

On
Isu-isu Kritis Program Akselerasi Bagi Anak Berbakat

Banyak istilah yang dapat dipakai untuk menyebut anak berbakat ( giftedness ), di antaranya:anak unggul, anak berkemampuan istimewa, anak superior, anak genius, anak cerdas istimewa, dan masih banyak sebutan lainnya. Kriteria yang digunakan bukan hanya semata -mata skor kemampuan intelektual umum (IQ), tetapi juga Kreativitas dan Pengikatan diri terhadap tugas ( task commitment) yang cukup tinggi.Program akselerasi ( percepatan) dapat diselenggarakan untuk mengakomodasi peserta didik yang memiliki potensi tersebut. K euntungan program akselerasi bagi anak berbakat adalah:m eningkatkan efesiensi, efektivitas, p enghargaan, m eningkatkan waktu untuk karier, m embuka siswa pada kelompok barunya. P rogram akselerasi pendidikan adalah memberikan pelayanan kepada siswa yang mempunyai bakat istimewa dan kecerdasan luar biasa untuk mengikuti percepatan dalam menempuh pendidikannya. Untuk tingkat pendidikan dasar, siswa yang mempunyai bakat istimewa dan kecerdasan luar biasa dapat menempuh pendidikannya selama 5 tahun, sedangkan untuk tingkat menengah S MP dan S MA siswa dapat menempuh pendidikannya selama 2 tahun.

Program Akselerasi Sekolah

Pendidikan untuk tingkat SMP dan SMA dilakukan setiap semester waktu yang diberikan selama 4 bulan bukan 6 bulan. Sehingga kenaikan kelas dilakukan setiap 8 bulan. Kriteria yang digunakan untuk identifikasi calon siswa akselerasi tidak hanya semata -mata skor kemampuan intelektual umum (IQ) saja.

Menjaring calon akseleran dapat dipergunakan kriteria lain seperti seleksi administratif (yang meliputi nilai LHBS/Rapor, Nilai Ujian Nasional, serta skor tes kemampuan akademis), dipertimbangan informasi data subyektif (nominasi diri, nominasi teman sebaya,rekomendasi guru, dan rekomendasi orangtua), serta ketentuan kesehatan fisik dan kesediaan calon peserta didik dan persetujuan orangtua. S erta rekomendasi dari orang tua. Setelah penyaringan diadakan pertemuan dengan orang tua siswa bertujuan untuk menjelaskan program akselerasi yang akan diselenggarakan oleh sekolah dan betapa pentingnya peran serta orang tua dalam menunjang kelancaran dan keberhasilan program tersebut, dan dibuat kesepakatan bahwa bila nantinya siswa tidak bisa mengikuti program ini dengan baik, siswa tersebut akan dikembalikan ke program reguler. Siswa dan Orang Tua yang telah menyetujui dengan surat kesediaannya dinyatakan sebagai siswa program Percepatan Belajar. Siswa tersebut dikelompokkan pada kelas khusus.

Kelas akselerasi memang kelas yang menggairahkan. Tetapi b anyak tantangan muncul setiap kali mengajar di kelas ini. A kan a da sesuatu yang baru temui. D i kelas akselerasi tantangan mengajar jauh lebih berat.

Akselerasi

Sebab menghadapi anak yang super, dan memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Bila anda tak bisa menjawab pertayaan mereka, sebaiknya jujur saja, dan katakan saya belum bisa menjawabnya sekarang dan saya akan menjawab pertanyaan itu kemudian. Sebagai PR buat diri sendiri sebagai seorang guru yang harus terus belajar sepanjang hayat. B anyak siswa berbakat yang mengalami berbagai masalah, baik dalam pengajaran di sekolah maupun dalam penyesuaian diri di sekolah, di rumah, atau di masyarakat. Masalah yang muncul dapat diatasi dengan program bimbingan dan konseling yang merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan dan bertujuan membantu siswa untuk berkembang seoptimal mungkin. Guru BK dapat membantu perencanaan akademis, perencanaan karier perguruan tinggi, dan konseling individual di bidang psikososial.

Guru BK dapat memberi bimbingan dan konseling secara pribadi, misalnya dinamika kelompok, kunjungan ke perguruan tinggi, siswa magang. Keluarga dan orang tua memahami kebutuhan Siswa dengan cara mengetahui mengakselerasi, mencoba, dan meneliti. Orang tua menyediakan sarana dan fasilitas yang dapat membantu anak memenuhi rasa ingin tahunnya, dan orang tua tersebut lebih memungkinkan untuk menghasilkan Siswa yang berprestasi menonjol di sekolah. Orang tua yang memberikan perhatian serius terhadap perilaku Siswa, terutama yang terkait dengan disilin belajar, ketekunan, keuletan, dan lain-lain, serta memberikan kebebasan terlalu longgar, cenderung menyebabkan Siswa menjadi siswa yang berprestasi kurang. Siswa khususnya yang usianya tergolong remaja di Sekolah Menengah Atas, tetap memerlukan dukungan (support), pemberdayaan (empowerment), dan pengendalian (control) dari orng tuanya. Orang tua menyediakan waktu untuk mendengarkan masalah-masalah dan frustasi mereka,berdiskusi dengan anak, cara mengatasi masalah, bertanya mengenai penyesuaian pribadi dan memonitor kemajuan belajar, serta membangkitkan motivasi intrinsik dalam diri anak berbakat. Siswa cerdas istimewa atau bakat istimewa sebagai anak juga memiliki sumber stres yakni akademis seperti padatnya jadwa, tuntutan dan tekanan pertahankan prestasi, kurang matang secara sosial, fisik dan emosional untuk melakukan belajar mandiri.

Anak berbakat juga punya stres di kehidupan sosial dan emosional. Dampak stress ini sangat berat.